Pemerintah kembali mengumumkan data terbaru kasus Covid 19 di Tanah Air, Senin (30/8/2021). Hari ini penambahan covid menunjukkan tren penurunan. Tercatat pada 30 Agustus 2021 bertambah 5.436 kasus. Dengan demikian, akumulasi positif Covid 19 saat ini lebih dari 4 juta kasus atau sebanyak 4.073.831 kasus.
Sementara data pasien yang sembuh dilaporkan terdapat 19.398 orang. Sehingga total sejak dilanda pandemi, telah ada 3.743.716 orang sembuh. Selain itu, jumlah yang meninggal pada hari ini kembali bertambah 568 orang. Sehingga total meninggal menjadi 132.491 orang. Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta masyarakat untuk tidak pilih pilih vaksin dalam program vaksinasi nasional.
Ia mengatakan semua jenis atau merek vaksin sama bagusnya. "Jangan pilih vaksin Karena semua vaksin sama dan berkhasiat dan Insyaallah semuanya juga halal," katanya saat menyambut kedatangan vaksin sebagaiman dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Senin, (30/8/2021). Untuk diketahui dalam program vaksinasi nasional pemerintah menggunakan sejumlah merk vaksin diantaranta Sinovac yang diolah Biofarma, Coronavac, Sinopharm, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna.
Muhadjir juga meminta masyarakat untuk mensukseskan program vaksinasi nasional dengan bersedia dan datang ke lokasi lokasi pelaksanaan vaksinasi. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang ikut atau terlibat maka kekebalan kelompok atau herd immunity akan semakin cepat tercapai. "Pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk segera ikut mensukseskan program vaksinasi ini dengan segera datang ke lokasi lokasi pelaksanaan vaksinasi. Jangan pilih vaksin Karena semua vaksin sama dan berkhasiat dan Insyaallah semuanya juga halal," katanya.
Hingga 26 Agusutus 2021, capaian vaksinasi dosis pertama kata dia telah mencapai 28,53 persen. Sedangkan vaksinasi dosis kedua sebesar 16,02 persen. Muhadjir mengatakan butuh keterlibatan banyak pihak agar jumlah vaksinasi nasional terus meningkat. "Karenanya pemerintah mengajak semua pihak baik itu organisasi organisasi sosial kemasyarakatan para tokoh tokoh keagamaan dan tokoh masyarakat, para swasta pelaku usaha organisasi organisasi swadaya masyarakat dan voluntir untuk terus saling bahu membahu bekerja sama untuk demi suksesnya vaksinasi nasional ini," katanya.
Juru Bicara Vaksinasi Covid 19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan empat pertimbangan terkait rencana pelaksanaan vaksinasi booster pada awal 2022 mendatang. Menurut Siti Nadia, saat ini rencana pelaksanaan vaksinasi booster ini masih dilihat kembali. Pasalnya masih ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum vaksinasi booster ini benar benar dilaksanakan.
Pertimbangan pertama yakni apakah vaksinasi booster ini benar harus dilakukan setelah 12 bulan dan berlaku bagi semua orang yang telah melakukan suntikan dosis pertama dan kedua. Kedua, pelaksanaan vaksinasi booster ini juga harus melihat situasi pandemi Covid 19 di Indonesia. Apabila pandemi Covid 19 ini menjadi penyakit yang sifatnya endemik maka penanganannya akan berbeda.
Pasalnya jika menjadi endemik berarti hanya daerah tertentu saja yang memiliki potensi munculnya Covid 19 ini. "Kita masih lihat karena pertama, apakah betul 12 bulan harus dilakukan untuk semua orang dan kedua nanti situasi pandemi kita ini seperti apa. Apakah kemudian situasi epidemologinya menjadi penyakit yang sifatnya endemis, ini juga akan berbeda." "Artinya tidak semua daerah, hanya daerah daerah tertentu saja yang berpotensi munculnya penyakit ini," kata Siti Nadia dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (30/8/2021).
Selanjutnya yang menjadi pertimbangan ketiga adalah apakah vaksinasi booster ini akan menggunakan vaksin yang sama atau berbeda. Serta yang keempat, vaksinasi booster ini harus dilihat kembali, apakah memang semua orang harus mendapatkannya. Atau memang hanya dikhususkan untuk kelompok rentan dan berisiko saja.
"Ketiga adalah nanti untuk booster ketiga apakah akan tetap menggunakan vaksin yang sama atau menggunakan platform yang berbeda." "Ini juga yang kita tunggu. Keempat yang harus kita lihat lagi apakah untuk semua orang, bisa saja hanya untuk kelompok rentan atau kelompok kelompok berisiko," terangnya. Adapun rencana itu masih mempertimbangkan ketersediaan vaksin Covid 19.
Hal itu disampaikan Budi dalam rapat dengar pendapat bersama komisi IX DPR RI, Rabu (25/8/2021). "Rencananya pemerintah akan melakukan suntik ketiga, kalau kita semakin cepat, kita harapkan mungkin di Januari sudah bisa selesai semua (dosis satu dan dua). Di awal tahun depan kita sudah mulai melakukan suntik ketiga," ujar mantan wakil menteri BUMN ini. Ia melanjutkan dalam diskusi bersama Presiden Jokowi, vaksin booster untuk masyarakat yang masuk dalam kategori PBI atau penerima bantuan iuran gratis.
"Diskusi juga dengan bapak presiden sudah diputuskan oleh beliau, bahwa yang ke depan yang akan dibayari negara kemungkin besar hanya PBI saja," ungkap Budi. Sementara, masyarakat lain masuk kategori skema umum. Artinya mereka harus membayar vaksin booster. "Yang lainnya kalau toh biayanya juga tidak terlalu mahal. Bisa beli langsung untuk diri sendiri atau juga bisa melalui mekanisme BPJS," ungkapnya.
Terkait harga, Budi memperkirakan harga per satu kali suntikan vaksin berkisar 7 atau 8 dollar. "Atau sekitar enggak sampai 100 ribu atau sekitar 100 ribuan itu bisa langsung dilakukan oleh yang bersangkutan," terang dia. Nantinya sistem vaksinasi booster berbayar untuk masyarakat umum ini akan dilakukan secara terbuka.